Penulis : Farhan Surya Adiputra
Bandung, 2025 — Di sejumlah kota besar, motor listrik semakin populer sebagai moda transportasi sehari-hari. Selain ramah lingkungan, biaya operasional yang rendah menjadi alasan utama banyak konsumen beralih.
Riset terbaru menunjukkan bahwa motor listrik hanya memerlukan biaya 20–30% dari pengeluaran harian motor bensin. Faktor inilah yang membuatnya semakin dilirik oleh pengemudi ojek daring maupun mahasiswa.
Namun, penelitian juga mengungkapkan bahwa daya tahan baterai masih menjadi kekhawatiran utama. Sebagian pengguna khawatir jarak tempuh terbatas mengganggu aktivitas harian mereka.
Untuk menjawab tantangan tersebut, studi di bidang teknik mesin merekomendasikan inovasi pada sistem battery swapping. Dengan sistem ini, pengguna tidak perlu menunggu lama mengisi daya, cukup mengganti baterai kosong dengan yang penuh.
Selain itu, pemerintah mulai mendorong konversi motor bensin ke listrik. Literatur tentang kebijakan transportasi menilai program ini efektif mengurangi emisi, meskipun masih terkendala biaya konversi yang relatif tinggi.
Jika ekosistem motor listrik semakin matang, maka Indonesia bisa menjadi pasar terbesar kendaraan roda dua elektrik di Asia Tenggara.
Sumber:
• Prasetyo, D. (2025). Economic Analysis of Electric Motorcycles in Urban Transportation. Jurnal Transportasi Kota.
• Santoso, R. (2024). Battery Swapping System as a Solution for EV Adoption. Jurnal Rekayasa Mesin.

Tidak ada komentar: