Penulis : Farhan Surya Adiputra
Malang, 2025 — Suasana pagi di SDN 3 Kepanjen, Kabupaten Malang,
tampak berbeda. Setelah apel pagi, ratusan siswa berbaris rapi menuju
kantin sekolah. Mereka menerima satu porsi makanan lengkap: nasi, sayur,
lauk, buah, dan segelas susu. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi
berjalan di sekolah ini sejak Februari 2025.
Kepala sekolah
menyebutkan, sejak program ini dilaksanakan, kehadiran siswa meningkat
10 persen dan anak-anak terlihat lebih bersemangat mengikuti pelajaran.
Namun, kendala distribusi bahan makanan segar masih sering muncul,
terutama saat pasokan dari dinas terkait terlambat.
Program MBG
sendiri dijalankan atas kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Malang,
Kementerian Pendidikan, serta sejumlah mitra swasta. Dalam
pelaksanaannya, menu makanan yang diberikan setiap hari sudah melalui
proses perencanaan oleh ahli gizi agar sesuai dengan kebutuhan anak usia
sekolah. Makanan yang dibagikan bervariasi setiap harinya, mulai dari
nasi lauk ayam, ikan, tempe, hingga buah-buahan lokal dan susu segar
produksi peternak setempat.
Bupati Malang, Sanusi, menegaskan
bahwa kebijakan ini merupakan wujud komitmen pemerintah daerah dalam
mewujudkan generasi yang sehat dan cerdas. “Kami ingin memastikan bahwa
tidak ada lagi anak-anak di Malang yang belajar dalam kondisi perut
kosong. Dengan program ini, kami berharap dapat mencetak generasi
penerus yang lebih unggul,” tuturnya.
Penelitian Nurrisa dkk.
(2025) dalam Dialogue: Jurnal Ilmu Administrasi Publik mencatat bahwa
SDN 3 Kepanjen menjadi salah satu sekolah percontohan. Meski manfaatnya
nyata, mereka menekankan perlunya sistem logistik yang lebih solid agar
program tidak tersendat.
Sumber: Nurrisa, D. R., et al. (2025).
Implementasi Kebijakan Makan Bergizi Gratis di SDN 3 Kepanjen Kabupaten
Malang Jawa Timur. Dialogue: Jurnal Ilmu Administrasi Publik, 7(1).

Tidak ada komentar: