Warung Gratis: Solidaritas yang Menyuburkan Harapan

 

 Penulis : Farhan Surya Adiputra

Di Yogyakarta, Pak Sardi dan Bu Minah mendirikan warung gratis. Siapa pun yang lapar boleh makan tanpa membayar. Menu sederhana seperti sayur bening dan tempe goreng menjadi sumber kebahagiaan bagi tukang becak, pemulung, hingga pekerja harian.

Studi Yusriadi (2023) dalam Jurnal Ilmu Sosial, Sains, dan Riset menyebut bahwa program makanan gratis berkontribusi signifikan pada penguatan ketahanan pangan keluarga miskin. Namun tantangan terbesar adalah keberlanjutan pendanaan.

Lebih lanjut, Wirakusuma & Sugiyarto (2023) dalam Jurnal Agro Ekonomi menegaskan bahwa praktik solidaritas pangan tradisional, seperti lumbung desa, bisa menjadi model berkelanjutan untuk warung gratis. Kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan universitas penting agar inisiatif ini tidak hanya sesaat, tetapi berumur panjang.

Warung gratis tidak hanya memberi makan, tetapi juga memberi makna. Ia mengingatkan bahwa solidaritas adalah fondasi hidup bersama.

Sumber jurnal:
    •    Yusriadi. (2023). The Impact of Free Nutritious Meal Programs on Food Security. Jurnal Ilmu Sosial, Sains, dan Riset.
    •    Wirakusuma, A., & Sugiyarto, H. (2023). Sustainability Of Community Food Barns: A Case Study Of Traditional Groups In Yogyakarta. Jurnal Agro Ekonomi.

Warung Gratis: Solidaritas yang Menyuburkan Harapan Warung Gratis: Solidaritas yang Menyuburkan Harapan Reviewed by MataUpdatess on September 08, 2025 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Ketika Etika dan Teknologi Bertemu: Arah Baru Jurnalisme Indonesia

Penulis : Farhan Surya Adiputra Di ruang redaksi yang kini lebih sering diisi dengan dengung komputer ketimbang suara ketikan mesin tik, j...

Diberdayakan oleh Blogger.