Penulis : Farhan Surya Adiputra
Di Bali, sebuah komunitas pemuda turun ke pantai setiap akhir pekan
untuk membersihkan sampah plastik. Mereka menamakan diri “Blue Wave.”
Kegiatan ini tidak hanya membersihkan, tetapi juga mendidik warga bahwa
sampah plastik mengancam ekosistem laut.
Penelitian Hantoro
(2021) dalam Marine Research in Indonesia menunjukkan bahwa 70% sampah
plastik di laut Indonesia berasal dari aktivitas darat, terutama limbah
rumah tangga. Penyu, ikan, bahkan karang rentan mati karena menelan atau
terjerat plastik.
Gerakan komunitas seperti “Blue Wave” sejalan
dengan temuan Anggraeni (2022) dalam Jurnal Pengabdian Masyarakat:
edukasi berbasis komunitas efektif mengurangi perilaku membuang sampah
sembarangan. Kesadaran lokal, jika diperkuat dengan kolaborasi lintas
sektor, bisa menjadi benteng pertama menjaga laut.
Apa yang
dilakukan anak-anak muda di Bali ini bukan hal kecil. Dari pantai yang
bersih, harapan besar lahir: generasi baru yang peduli pada bumi.
Sumber jurnal:
• Hantoro, I. (2021). Marine Debris in Indonesian Waters: Distribution and Impact. Marine Research in Indonesia.
• Anggraeni, R. (2022). Pemberdayaan Komunitas dalam Menangani Sampah Plastik. Jurnal Pengabdian Masyarakat.

Tidak ada komentar: